DOMINASI GROUPTHINK BIROKRASI DAN ILUSI KOHESIVITAS PEMANGKU KEPENTINGAN DI PURBALINGGA
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan realitas proses perumusan tagline dan city branding kabupaten Purbalingga dari perspektif grupthink theory. Hal ini menarik sebab tagline yang baru kabupaten Purbalingga yakni ‘’sehati’’ berpapasan dengan respon pro dan kontra. Terlebih ketika tagline tersebut juga akan diproyeksikan sebagai city branding. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan interpretif. Data primer digali dari teks atau diskursus mengenai persoalan yang dimaksud yang terjadi dimasyarakat, terutama yang diekpresikan melalui media sosial. Data skunder diperoleh dari berbagai literatur dan penelitian terdahulu yang relevan. Data – data dianalisis dengan groupthink theory Irving L Janis, dengan penekanan pada asumsi dominasi struktural dan ilusi kohesivitas para stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perumusan tagline baru yakni akronim ‘’sehati’’ menampilkan aktivitas komunikasi kelompok yang mendapatkan tekanan dominasi struktural birokrasi. Ada bagian dari pemangku kepentingan yang ternyata menampilkan groupthink theory, sehingga kritisme atau sekadar opini pembanding dari anggota pemangku kepentingan yang lain tidak terakomodasi. Kelompok ini sengaja berilusi betapa pemangku kepentingan benar – benar padupadan. Ilusi kohesivitas maksimum ini menegasi kemungkinan ide dan kreativitas yang lain